CORBA - COMMON OJECT REQUEST BROKER ARCHITECTURE
CORBA dan Sejarahnya
Dalam dunia yang terus berkembang ini, kebutuhan komputer yang mengaplikasikan sistem terdistribusi menjadi sangat tinggi. Sistem komputer yang terdistribusi adalah sebuah sistem yang memungkinkan aplikasi komputer beroperasi secara terintegrasipada lebih dari satu lingkungan yang terpisah secara fisik dan memiliki karakteristikconcurrency, synchronization, dan failures. Adalah tidak mungkin untuk mengembangkan sistem terdistribusi yang homogen, karena secara alamiah sistem komputer terdistribusi tumbuh dari lingkungan yang heterogen baik dalam hal perangkat keras, sistem operasi, maupun bahasa pemrogaman. Dari sini lah muncul istilahinteroperabilitas yang artinya adalah kemampuan kerjasama antar sistem komputer.
Interoperabilitas sudah banyak dikenal orang. Salah satunya adalah protokol komunikasi data yang kita kenal dengan istilah TCP/IP. Namun ada satu hal yang belum banyak dikenal, yaitu interoperabilitas pada level perangkat lunak aplikasi. Dalam konteks sistem komputer terdistribusi, walaupun komponen aplikasi dibuat dengan bahasa pemrogaman yang berbeda, menggunakan development tools yang berbeda, dan beroperasi di lingkungan yang beragam pula, mereka harus tetap dapat saling bekerjasama.
Dari kebutuhan tersebut lah maka berdasarkan “kesepakatan” antara sejumlah vendor dan pengembanga perangkat lunak terkenal semacam IBM, Hewlett-Packard, dan DEC, yang tergabung dalam sebuah konsorsium bernama Object Management Group (OMG) lahirlah CORBA.
CORBA
CORBA adalah sebuah arsitektur software yang berbasis Object Oriented dengan paradigma client-server. Dalam terminologi tersebut, sebuah objek berkomunikasi dengan objek lain dengan cara pengiriman pesan (message passing). Diterjemahkan dalam modelclient-server, satu objek berperan sebagai si pengirim pesan (client) dan yang lain bertindak sebagai penerima dan pemroses pesan (server).
Keunikan dari CORBA adalah arsitektur ini memiliki Object Request Broker (ORB) yang memungkinkan untuk client dan server diimplementasikan dalam hardware, sistem operasi, bahasa pemrogaman, dan dilokasi yang berbeda, tapi tetap bisa saling berkomunikasi. Secara gampangnya ORB ini akan menjadi “broker/pialang” yang akan menjebatatani heterogenitas antara kedua objek. ORB akan menangani perbedaan platform, pelacakan lokasi objek, dan proses transfer pesan sedemikian rupa sehingga transparan terhadap kedua objek. Dengan demikian pemrogaman client dan implementasi objek bisa berkonsentrasi sepenuhnya pada aspek fungsionalitas keduanya.
Structur CORBA ORBA |
Komponen CORBA yang
terletak di sisi Server
1. Server Side ORB
Interface
2. Static IDL
Skeleton
3. Dynamic Skeleton
Interface
4. Object Adapter
5. Server Side
Implementation
Komponen CORBA
pada sisi Client:
1.
Client Application
2.
Client IDL Stubs
3.
Dynamic Invocation Interface
4.
Interface Repository
5 5. Client Side ORB Interface
3. Model Arsitekur OMG
Arsitektur CORBA (Common
Object Request Broker Architecture) yang pertama kali dikembangkan oleh OMG
(Object Management Group), bertujuan untuk pengembangan pemrograman berorientasi
pada obyek yang terdistribusi. CORBA itu sendiri bukanlah merupakan suatu bahasa
pemrograman, tetapi merupakan suatu spesifikasi standard arsitektur untuk mengembangkan
obyek-obyek terdistribusi. Beberapa software yang mengimplementasikan CORBA
misalnya ORBIX (oleh Technologies), VisiBroker (oleh msprise), dan Java IDL
(oleh JavaSoft). CORBA memiliki arsitektur yang berbasiskan model obyek. Model
ini diturunkan strak Core Object Model yang didefiniskan OMG di dalam
OMA (Object agement Architecture). Model mi merupakan gambaran abstrak
yang tidak dapat diimplementasikan tanpa menggunakan teknologi tertentu. Dengan
model tersebut, suatu aplikasi dapat dibangun dengan standard yang telah
ditentukan.
Gambar
Model Arsitektur OMG
|
Sistem CORBA terdiri dari obyek-obyek yang mengisolasi suatu
client dari suatu server dengan
menggunakan interface enkapsulasi yang didefinisikan secara ketat. Obyek CORBA
dapat berjalan di atas berbagai platform, dapat terletak dimana saja
dalam suatu network, dan dapat dikodekan dengan bahasa pemrograman
apapun asal memiliki mapping.
Aplikasi enterprise
tradisional kebanyakan adalah monolitik artinya data store, business
logic, dan user interface. Perubahan yang sedikit saja mengakibatkan
seluruh system perlu dikompilasi ulang. Dengan demikian reusability dari
modul-modul adalah rendah sedang aplikasi terdistribusi yang dikembangkan
dengan CORBA, komponen-komponennya dapat dipisahkan. Contoh dalam suatu
aplikasi modular 3-tier, setiap komponen menjadi bagian yang terpisah. Semua
komponen yang berupa obyek dapat dipakai oleh obyek-obyek lain dimana obyek-obyek
itu tidak perlu ditulis dalam bahasa yang sama, tidak perlu berada pada
platform yang sama atau pada mesin yang sama. Sekali obyek dibuat maka obyek
itu dapat digunakan dari klien mana saja. User interface tier yang
menampilkan informasi kepada pemakai akan menjadi tipis. Hal ini disebabkan
karena obyek telah dipindahkan ke service tier yang bertindak sebagai middle
war. Pada lapisan obyek logic ini terdapat CORBA object. Obyek-obyek inilah
yang kemudian akan mengakses database yang berada pada data store tier..
Dengan CORBA beban dari suatu layanan bisa disebar ke beberapa
server lain. CORBA dapat juga membuat bahasa pemrograman, misalnya Java, dan dapat
berkomunikasi dengan obyek yang dibuat dengan bahasa yang lain dimanapun.
Berkat kemampuan dinamic invocatioan interface dan dynamic
skeleton interface CORBA, sebuah obyek (obyek Java) misalnya yang menjadi
pelayan dapat memberi informasi mengenai jati dirinya kepada obyek lain agar
obyek lain tersebut dapat meminta suatu layanan yang tersedia. Sebagai
balasannya, ketidaktergantungan platform dari Java (write once – run anywhere)
tentu memudahkan administrator dalam memutuskan di mesin mana obyek CORBA yang dibuat akan
diletakkan asalkan ada Java Virtual Machine pasti akan jalan.
4. Object Management Architecture (OMA)
Object Management Architecture (OMA) mendefinisikan berbagai fasilitas high-level
yang diperlukan untuk komputasi berorientasi obyek. Bagian utama dari OMA
adalah Object Request Broker (ORB). ORB merupakan suatu
mekanisme yang memberikan transparansi lokasi, komunikasi, dan aktivasi. Suatu obyek.
ORB adalah semacam software bus untuk obyek-obyek dalam CORBA.
Berdasarkan OMA, spesifikasi CORRBA harus dipatuhi oleh ORB.
CORBA disusun
oleh komponen-komponen utama :
1. ORB (Object Request Broker)
2. IDL (Interface Definition
Language)
3. DII (Dynamic Invocation
Interface)
4. IR (Interface Repositories)
5. OA (Object Adapter)
5. Komponen Object Request
Broker (ORB)
Inti dari CORBA adalah
ORB, dimana ORB
bertanggungjawab untuk menjalankan semua mekanisme yang dibutuhkan, antara
lain yaitu:
1. menemukan implementasi obyek untuk memenuhi suatu request,
2. menyiapkan implementasi obyek untuk menerima suatu request,
3. melakukan komunkasi data untuk memenuhi suatu request.
Sebuah permintaan (request)
yang dikirimkan suatu client ke suatu object implementation akan
melewati ORB. Dengan ORB, yang terdiri dari interface,
suatu entitas dapat berkomunikasi dengan object implementation
tanpa adanya batasan platform, topologi jaringan, bahasa pemrograman,
dan letak obyek.
Dengan menggunakan ORB, obyek client dapat meminta
sebuah method pada sebuah object server yang bisa saja terdapat
dalam satu mesin maupun jaringan yang berbeda.
ORB menerima panggilan
dan menemukan obyek
yang bisa mengimplementasikan
permintaan, mengirim parameter, invoke method, dan mengembalikan hasil
yang diperoleh.Berikut adalah gambar yang menunjukkan komponen utama dari
arsitektur CORBA ORB (Object Request Broker).
1. Object Implementation (OI)
Suatu Object Implementation (OI)
menyediakan semantik dari obyek, yang umumnya dilakukan
dengan mendefiniskan data untuk object instance dan kode untuk method-method
obyek tersebut. Seringkali kita menggunakan obyek lain atau menggunakan software
tambahan untuk mengimplementasikan sifat suatu obyek.
Berbagai Object
Implementation (O1) dapat didukung oleh server yang terpisah, librarys,
sebuah program setiap method, aplikasi ter-enkapuslasi, object-oriented
database, dan lain-lain. Dengan menggunakan object adapters (OA) tambahan,
dimungkinkan untuk mendukung suatu Object Implementation (OI)
secara virtual.
Secara umum, Object
Implementation (OI) tidak tergantung pada ORB atau bagaimana
suatu client memanggil suatu obyek. Object Implementation (OI)
dapat memilih interface-nya ke ORB-dependent service yang dipilih
dengan memilih Object dapter (OA).
Object Implementation (OI)
menerima suatu request melalui
1. IDL Skeleton
2. Dynamic Skeleton Interface(DSl)
Object
Implementation (0I) dapat memanggil Object
Adapter (OA) dan ORB pada saat memproses sebuah request.
7. ORB Interface
ORB Interface Merupakan interface yang berhubungan langsung dengan ORB
yang sama untuk semua ORB dan tidak tergantung pada interface suatu obyek
atau Obyek Adapter (OA). Karena banyak fungsionalitas ORB yang
disediakan melalui OA, stub, skeleton , maupun dynamic
invocation; maka ada sedikit operasi yang umum bagi semua obyek.
Inteface suatu obyek dapat didefinisikan dengan cara statis, yaitu
menggunakan IDL (Interface Definition Languange). IDL
mendefiniskan tipe suatu obyek berdasarkan operasi-operasi (yang mungkin
dijalankan pada obyek tersebut) dan parameter operasi tersebut. Interface
dapat pula ditambahkan ke dalam suatu IRS (Interface Repository
Service) yang menggambarkan komponen-komponen dari interface suatu obyek. Client
dapat mengakses komponen-komponen ini saat runtime.
Client meminta
suatu request dengan melakukan akses ke OR (Object Reference)
suatu obyek yang dituju dan mengetahui tipe dari obyek dan operasi-operasi yang
dapat dilakukan pada obyek tersebut. Client menginisialisasi request
dengan memanggil rutin-rutin suatu stub yang sesuai dengan obyek atau membangun
request secara dinamik. Interface dinamik dan interface stub harus
memiliki semantic request yang masih dalam pemanggilan suatu request.
ORB mencari implementation code yang dituju, mengirimkan
parameter-parameter dan mentransfer kontrol pada Object Implementation
memalui IDL Sekeleton atau Dynamic Skeleton. Secara
spesifik, skeleton berupa interface dan OA (Object Adapter).
Dalam mengolah
suatu request, Object Implementation
memberikan service pada ORB melalui OA (Object Adapter).
Saat suatu request selesai dijalankan, kontrol dan nilai keluaran
dikembalikan ke client. 0I dapat memilih OA yang akan
digunakan. Keputusan pemilihan OA ditentukan oleh jenis service
yang dibutuhkan oleh 0I tersebut. Infomasi tentang 0I diberikan
pada saat instalasi dan disimpan dalam IR (Implementation Repository)
yang digunakan selama pengiriman hasil request.
Dalam arsitekturnya,
ORB tidak perlu dimplementasikan dalam sebuah komponen tunggal; namun, ORB
didefinisikan menggunakan interface-interface yang dimilikinya. Interface-interface
tersebut dikelompokan menjadi:
1. operasi yang sama untuk semua implementasi ORB,
2. operasi khusus untuk tipe obyek tertentu,
3. operasi
khusus untuk style OI tertentu.
8. Object Reference (OR)
Object Reference (OR)
merupakan informasi yang dibutuhkan untuk menentukan sebuah obyek dalam ORB.
Client dan Object Implementation (OI) memiliki bagian yang
tertutup dari OR dengan language mapping, yang kemudian
disekat dari representasi aktualnya. Dua implementasi ORB dapat memiliki
representasi OR yang berbeda. Representasi OR pada
sisi client hanya valid selama masa hidup client tersebut.
Semua ORB
harus menyediakan language mapping yang sama untuk sebuah OR (umumnya
disebut obyek) untuk sebuah bahasa pemrograman tertentu. Hal ini memungkinkan
sebuah program ditulis dalam bahasa apapun untuk mengakses OR secara independen
terhadap ORB tertentu.
9. Komponen Interface Definition Language
(IDL)
Obyek-obyek CORBA
dispesifikasikan menggunakan interface, yang merupakan menghubung antara
client dan server. Interface Definition Language (IDL)
digunakan untuk mendefinisikan interface-interface tersebut.
IDL menentukan tipe-tipe suatu obyek
dengan mendefinisikan interface-interface obyek tersebut. Sebuah interface
terdiri dari kumpulan operasi dan parameter operasi. IDL hanya
mendeskripsikan interface dan tidak mengimplementasikannya. Meskipun
sintaks yang dimiliki oleh IDL menyerupai sintaks bahasa pemrograman C++
dan Java., perlu diingat, IDL
bukan bahasa pemrograman.
Melalui IDL,
Object Implementation (OI) akan memberitahu client, yang
akan mengaksesnya, operasi apa saja dan method apa saja yang harus
dipanggil client tersebut. Dari definisi IDL, obyek-obyek CORBA
dipetakan ke bahasa pemrograman C, C++, Java,
dan lain-lain yang memiliki IDL mapping. Bahasa pemrograman yang
berbeda dapat mengakses obyek-obyek CORBA dalam berbagai cara yang berbeda.
Pemetaan dari IDL ke bahasa pemrograman tertentu harus sama untuk semua implementasi
ORB.
Language Mapping ini menyertakan definisi tipe data untuk bahasa pemrograman tertentu
dan procedure interface untuk mengakses obyek melalui ORB. Ini
meliputi hal-hal sebagai berikut.
1. Struktur dari client stub interface (tidak dibutuhkan untuk bahasa
OOP)
2. Dynamic Invocation Interface
3. Implementation
Skeleton
4. Object
Adapters
5. Direct ORB Interface
Language Mapping
juga mendefinisikan interaksi antara pemanggilan obyek dan langkah kontrol pada
client dan implementasi. Pemetaan yang paling umum menyediakan synchronous
call, dimana rutin mengembalikan nilai pada saat operasi suatu obyek
selesai dilakukan. Pemetaan tambahan memungkinkan sebuah call di-inisiasi
dan control dikembalikan kepada program.
1.1 Dynamic Invocation/Skeleton (DI)
IDL interface yang digunakan
oleh sebuah client ditentukan pada saat client dikompilasi. Hal
tesebut mengakibatkan seorang programmer hanya dapat menggunakan server-server
yang terdiri dari obyek-obyek yang mengimplementasikan interfaces-interface
tersebut.
Bila suatu aplikasi membutuhkan interface-interface
yang tak didefiniskan saat kompilasi, maka diperlukan DII (Dynamic
Invocation Interface) atau pun DSI (DynamicSkeleton Interface). DII
memungkinkan suatu aplikasi/client memanggil operasi-operasi dari sembarang
interface. DSI menyediakan suatu cara untuk mengirim request dari
sebuah ORB ke sebuah Object Implementation (0I) tanpa harus mengetahui
tipe dari obyek pada saat kompilasi.
1.2 Komponen Dynamic Invocation Interface
(DII)
CORBA mendukung DII
dan SII. Operasi invocation dapat dilakukan menggunakan static
interface ataupun dynamic interface. Static Invocation Interface(SII)
ditentukan pada saat kompilasi dan dihubungkan dengan client mengunakan stub.
Sedaangkan Dynamic Invocation Interface (DII) memungkinkan
apliaksi di sisi client untuk menggunakan server object tanpa
perlu mengetahui tipe obek-obyek tersebut saat kompilasi. DII memungkinkan client
untuk mendapatkan sebuah instance dari obyek CORBA dan membuat invocation
pada obyek tersebut dengan menciptakan request yang sifatnya dinamis. DII
menggunakan Interface Repository (IR) untuk memvalidasi dan mengambil
identifier operasi pada suatu request yang dibuat.
1.3 Komponen Interface
Repository (IR)
Client menggunakan Interface
Repository (IR) untuk mempelajari tentang interface-obyek yang tidak
diketahui dan client menggunakan DII untuk memanggil methods suatu obyek.
Empat tahap yang diperlukan saat penggunaan Dynamic Invocation Interface
(DII):
1. mengidentifikasikan target obyek yang akan dipanggil,
2. mendapatkan target interface dari obyek tersebut,
3. membangun invocation,
4. mengirim request da mendapatkan respon.
Aplikasi-aplikasi client
yang menggunakan Dynamic Invocation Interface (DII) tidak lebih efisien dari yang menggunakan SII, tetapi
ada dua keuntungan menggunakan DII, yaitu:
· aplikasi client dapat melakukan permintaan kepada setiap operasi
meskipun tersebut tidak diketahui pada saat aplikasi dikompilasi,
· aplikasi client tidak harus dikompilasi ulang untuk
mengakses 0I yang diaktivasi ulang.
Interface
Repository (IR) merupakan online database
yang berisi tentang meta informasi
tentang tipe dari obyek ORB. Meta informasi yang disimpan
meliputi informasi tentang modul, interface, operasi, atribut,
dan eksepsi dari obyek.
Interface
Repository (IR) menyediakan cara lain untuk menentukan interface ke suatu
obyek. Interface ini dapat ditambahkan kelayanan IR. Dengan menggunakan
IR, sebuah client akan mencari obyek yang tidak diketahui pada saat
kompilasi, menemukan informasi tentang interface obyek tersebut dan
implementasi suatu aktivasi dan deaktivasi.
ORB biasa
menggunakan IR untuk:
1.
menyediakan interoperability
antar implementasi ORB yang berbeda,
2.
menyediakan type checking
dari signature sebuah request yang melalui SII dan DII.
3.
mengecek kebenaran grafik inheritance,
4.
mengelola instalasi dan
distribusi interface definition dalam sebuah jaringan,
5.
mengeizinkan designer
apliaksi untuk memodifikasi interface definition, dan
mengizinkan language
compiler untuk mengkompile stub dan skeleton dari IR bahkan
langsung dari file IDL.
Keterangan Situs
1.
Halaman Web Object Management
Group http://www.omg.org/
(OMG) menyediakan titik akses ke berbagai informasi
tentang CORBA
tentang CORBA
2.
Halaman Web ILU di Xerox Palo
Alto Research Centre ftp://ftp.parc.xerox.com/pub/ilu/ilu.html
3.
Halaman Web Fnorb dari DSTC,
Australia http://www.fnorb.org
4.
Halaman Web MICO http://www.mico.org
5.
Halaman Web JacORB di Freie
Universitat, Berlin http://jacorb.inf.fu-berlin.de/
6.
Halaman Web OmniORB2 di AT&T
Inggris http://www.uk.research.att.com /omniORB/
7.
Situs ini berisi berbagai hal
yang berhubungan dengan paradigma berorientasi obyek (OO), termasuk CORBA. Mirror
tersebar di berbagai lokasi.
kita juga punya nih artikel mengenai 'Jaringan Hypercube', silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya
BalasHapushttp://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3004/1/IMG_0014.pdf
trimakasih
semoga bermanfaat
permisi gan, saya ada sedikit tulisan mengenai protokol websocket dalam beberapa bahasa pemrograman berikut: http://datacomlink.blogspot.co.id/2015/11/implementasi-server-websocket-rfc-6455.html ditunggu feedback-nya ya gan, semoga menambah wawasan bersama.. terima kasih gan..
BalasHapus